Apakah aman menggunakan silica gel untuk kotoran kucing? Bagaimana perbandingannya dengan pasir biasa?
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang populer di Indonesia. Kucing (bersama dengan anjing) menjadi hewan kesayangan di rumah.
Matanya yang besar, bulunya yang halus, dan tingkahnya yang manja membuat para penyuka hewan jatuh hati kepadanya. Padahal dibanding dengan anjing, kucing bukanlah hewan penurut yang setia pada tuannya. Dalam banyak kasus, si pus justru bertingkah bak sultan.
Di beberapa negara seperti Turki, hewan ini bahkan mendapatkan treatment tersendiri. Masyarakat Turki bukan hanya mencintai kucing-kucing mereka, mereka bahkan dengan senang hati merawat kucing jalanan.
Kotoran Kucing yang Jadi Masalah
Memelihara kucing memang memberikan kesenangan tersendiri. Namun demikian, tantangan yang dihadapi dengan keberadaan kucing di rumah.
Ongkos untuk menyediakan makanan dan memandikan, misalnya, tidaklah selalu terjangkau untuk kalangan tertentu. Selain itu, kucing juga dianggap menyebabkan penurunan populasi hewan liar seperti burung, katak, bunglon, kadal, dan lain sebagainya.
Di rumah, sebagaimana semua makhluk hidup, kucing juga memiliki kebutuhan untuk membuang kotoran. Persoalannya, hal ini bisa menimbulkan masalah lainnya.
- Bau Menyengat
Kucing menghasilkan kotoran yang baunya sangat menyengat. Dan, hewan lucu ini perlu BAB setiap hari. Di alam liar, umumnya mereka mencari lahan kering untuk membuang kotorannya tersebut. Nah, sebagai hewan peliharaan di rumah, tentu mereka tak bisa meneruskan habit itu sesukanya.
Kucing-kucing di pedesaan masih mungkin buang kotoran di tanah-tanah kosong. Namun, di tempat yang sudah padat penduduk, mau tak mau pemilik harus mengurusi masalah ini. Pemilik perlu memastikan bahwa pasir yang digunakan untuk buang kotoran cukup sehingga bisa meminimalisir bau yang dihasilkan kotoran kucing.
- Di Mana Membuang Kotoran Kucing?
Selain masalah bau, membuang kotoran kucing juga menjadi tanggung jawab pemilik. Persoalannya, ke mana kotoran si pus harus dibuang?
Indonesia belum memiliki sistem pembuangan sampah yang mendukung. Bahkan di kebanyakan daerah, tidak ada sama sekali sistem pembuangan sampah. Setiap orang harus mengurus sendiri sampah-sampah rumah tangga yang mereka hasilkan.
Jika sampah buangan dari manusia saja tidak jelas juntrungannya, bagaimana dengan sampah kotoran hewan peliharaan, kucing terutama?
Untuk hewan peliharaan macam ayam kambing dan hewan lain yang terletak jauh dari rumah, hal ini masih mungkin bisa dimanage sedemikian sehingga tidak mengganggu. Kucing, anjing dan peliharaan lainnya, para pemilik harus berpikir ekstra, mengingat kotorannya cukup bau, dan tidak langsung banyak dalam satu kali membuang kotoran.
Bisakah menggunakan Silica Gel untuk Kotoran Kucing?
Selama ini, media yang digunakan sebagai tempat pembuangan kotoran kucing adalah pasir. Tak sedikit pula, pemilik yang membeli pasir khusus yang telah disterilkan supaya kesehatan hewan peliharaan terjaga.
Belakangan muncul sebuah ide baru berupa pemakaian silica gel. Silica gel?
Bagi kebanyakan orang, produk silica mungkin cukup asing di telinga. Padahal, produk ini telah digunakan untuk banyak kebutuhan. Silica gel hampir selalu bisa ditemukan pada sepatu ketika Anda membeli baru, berupa sebuah bungkus kecil dengan tulisan “Do Not Eat.”
Saat diraba, bisa dirasakan semacam kerikil pada bungkusan itu. Dan ketika dibuka, akan nampak butiran. Kadang wujudnya bulat bening, kadang juga seperti pasir abu-abu kecoklatan.
Benda itulah yang dinamakan silica gel. Produk ini berfungsi sebagai penyerap kelembaban yang nantinya akan membuat sebuah benda lebih awet dan terjaga kualitasnya.
Karena berfungsi sebagai penyerap kelembaban, tak sedikit cat lover yang kemudian berinisiasi menggunakannya untuk tempat kotoran kucing.
Plus Minus Silica Gel untuk Kotoran Kucing
Yang harus diperhatikan, silica sebagaimana media BAB kucing pada umumnya juga memiliki karakteristik tersendiri. Terdapat beberapa plus dan minus yang perlu diketahui pemilik sebelum memutuskan untuk menerapkan ide ini.
Kelebihan
- Secara aktif menyerap cairan dengan efektivitas lebih tinggi dibanding pasir dan membuat kotoran lebih kering
- Karena butirannya yang cukup kecil atau kerikil, praktis dibawa dan digunakan
- Tidak menyebabkan debu sebagaimana pasir
- Penggunaan silica di kotak BAB akan terlihat lebih rapi
- Harga produk secara umum cukup terjangkau
Kekurangan
- Penggunaan harus benar-benar tepat (lihat penjelasan di bawah)
- Beberapa varian silica, terutama yang biru mengandung cobalt yang berbahaya
- Meski tidak toksik, silica yang dimakan atau masuk ke saluran pernapasan kucing akan menyebabkan masalah kesehatan.
Penggunaan Tak Bisa Sembarangan
Penggunaan silica untuk kotoran kucing tak bisa dilakukan secara asal. Sebab, silica sangat sensitive terhadap molekul air. Ketika kemasannya dibuka, secara otomatis, ia menyerap H2O yang berada di udara.
Oleh karena itulah, boks untuk silica harus memiliki penutup. Ketika kucing hendak buang air, barulah boks tersebut dibuka untuk kemudian segera ditutup lagi setelah kucing menyelesaikan buang airnya. Jika tidak dilakukan dengan cukup disiplin, penggunaan silica hanya akan sia-sia. Silica akan kehilangan daya serapnya pada air serta kelembaban, yang pada akhirnya hanya kana jadi butiran-butiran mirip pasir biasa.
Tetap Harus Hati-hati
Seperti disebut di atas, terdapat berbagai jenis produk silica. Sayangnya, tidak semua jenis humidity absorber tersebut memiliki tingkat keamanan yang baik.
Salah satunya adalah silica biru yang mengandung cobalt. Diketahui bahwa cobalt bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada berbagai organisme.
Bila Anda memang tertarik menggunakan silica untuk kotoran kucing, sebaiknya pilihlah silica sintetis putih atau silica natural. Keduanya lebih aman, meski tetap tidak boleh sampai tertelan oleh hewan peliharaan kesayangan.
Cara Mendapatkan Silica Gel Natural yang Aman untuk Kebutuhan
Kami menyediakan silica natural yang bisa digunakan untuk kebutuhan Anda. Silahkan hubungi kami via nomor kontak Customer Service yang tersedia. Atau, Anda juga bisa mengunjungi kami di Bio Service Point.