Kebutuhan industri akan bambu membuat sering dilakukannya pengawetan bambu untuk memenuhi kebutuhan industri, pengawetan bambu membuat substrat bambu lebih awet dan tahan lama.
Sebagai salah satu media pembuatan furniture, penggunaan bambu sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan kayu membuat salah satu alasan mengapa bahan ini sering digunakan.
Berbagai faktor pendukung lainnya juga membuat bambu sering menjadi alternatif bahan pembuatan furniture. Mari kenali lebih dalam mengenai bambu dan keunikannya terlebih dahulu pada artikel kali ini.
Bambu dan Keunikannya
Tanaman bambu biasa hidup merumpun, kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas. Dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa di Jawa. Penduduk desa sering menanam bambu di sekitar rumahnya untuk berbagai keperluan. Bermacam-macam jenis bambu bercampur di tanam pada pekarangan rumah. Pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah bambu tali, bambu hitam.
Kolom bambu terdiri atas sekitar 50% parenkin, 40% serat dan 10% sel. Parenkin dan sel penghubung lebih banyak ditemukan pada bagian dalam dari kolom, sedangkan serat lebih banyak ditemukan pada bagian luar. Sedangkan susunan serat pada ruas penghubung antar buku memiliki kecenderungan bertambah besar dari bawah ke atas sementara parenkinnya berkurang.
Sifat fisis dan mekanis merupakan infomasi penting guna memberi petunjuk tentang cara pengerjaan maupun sifat barang yang dihasilkan. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sifat fisis dan mekanis bambu. Diantaranya adalah umur, posisi ketinggian, diameter, tebal daging bambu, posisi beban (pada buku atau ruas). Posisi radial dari liras sampai ke bagian dalam dan kadar air bambu juga berpengaruh.
Menurut International Network for Bamboo and Rattan sumber daya bambu juga dapat menghasilkan devisa bagi negara. Bambu juga memiliki nilai-nilai (tidak berwujud) yang belum dihitung secara ekonomi. Sebagai contoh manfaat bambu dalam menyerap karbon dan manfaat ekologis serta lingkungan lainnya. Sifatnya yang tersebut menyebabkan banyak manfaat sumber daya bambu belum dinilai secara memuaskan dalam perhitungan ekonomi.
Saat akan mengekspor bambu, diperlukan pengawetan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar saat pengiriman bambu tidak mudah diserang jamur substrat. Pengawet bambu sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini.
Rekomendasi Bahan Pengawet Bambu Anti Jamur
BioCide Wood Fungicide adalah produk Biocide yang sangat direkomendasikan, kombinasi fungisida dan bakterisida berbahan aktif 2-(thiocyanomethylthio) benzothiazole dan methylene-bis-thiocyanate (TCMBT/MBT). Bahan ini efektif bekerja pada subsrat kayu dan serat alam untuk mencegah pertumbuhan jamur blue stain dan organisme sejenis lainnya.
Aplikasi produk ini sangat direkomendasikan pada bambu. Dapat diaplikasikan saat bambu dalam bentuk batangan melalui metode spray maupun perendaman. Keunggulan BioCide Wood Fungicide ialah mampu bekerja efektif pada substrat kayu basah untuk mencegah tumbuhnya jamur blue stain.
Selain itu, merupakan kombinasi antibakteri dan antijamur. Formula sesuai kebutuhan industri woodworking, aplikasi fleksibel, ditambah lagi relatif lebih aman dan ramah lingkungan. Cocok untuk kebutuhan Anda apabila memiliki bangunan rumah bambu, gazebo, ataupun stok kayu bambu di rumah industri. Tersedia dalam kemasan ekonomis 130 gr.
Metode Aplikasi Biocide Wood Fungicide
BioCide Wood Fungicide dapat dilarutkan dengan air atau minyak (solvent). Ikuti petunjuk yang tertera di bawah ini untuk mengetahui langkah aplikasinya:
- Oles / kuas / semprot
- Rendam (minimum 15 menit, semakin lama semakin baik)
- Mesin vacum tekan
Berikut ini konsentrasi larutan BioCide Wood Fungicide yang dapat anda aplikasikan sesuai kebutuhan:
Musim | Konsentrasi Larutan |
Musim Kemarau/ kering | 1,5% |
Musim Hujan/ basah | 2,5% |