Untuk memastikan kualitas kayu akasia, diperlukan proses pengawetan kayu yang efektif menggunakan Biocide dimana bahan ini bisa digunakan dengan berbagai cara mengawetkan kayu akasia.
Penggunaan kayu akasia saat ini cukup banyak dipilih oleh pengrajin furniture. Maraknya pemakaian kayu jenis ini sebagai bahan baku di industri pengolahan kayu didasari atas semakin sulitnya mendapat kayu jati yang sudah terlebih dahulu difavoritkan di industri ini. Kayu jati semakin langka dan berharga mahal untuk didapat. Sebagai gantinya, kayu akasia yang kebetulan warnanya cukup mirip dengan kayu jati menjadi banyak digunakan. Kayu akasia sendiri mempunyai tingkat kekerasan yang tidak kalah dengan kayu jati dan layak untuk dijadikan material pembuatan furniture. Harga kayu ini pun cenderung lebih murah karena ketersediannya lebih banyak daripada kayu jati sendiri.
Meskipun memiliki berbagai macam keunggulan yang bisa disejajarkan dengan kayu jati, kayu akasia jua memiliki beberapa kelemahan. Struktur serat dari kayu ini cukup menyulitkan pengrajin dalam mengolahnya. Selain itu, kayu ini juga cukup rentan terkena berbagai macam kerusakan yang disebabkan oleh organism perusak kayu yang menyerangnya. Risiko tersebut akan lebih besar jika kayu akasia tidak disimpan dengan memperhatikan metode yang tepat. Hal tersebut tentunya dapat membuat kualitas kayu akasia menjadi menurun atau bahkan rusak dan tidak bisa digunakan sebagai bahan baku furniture. Hal itu perlu diatasi dengan proses pengawetan kayu. Proses ini perlu dipastikan bekerja dengan efektif melalui cara mengawetkan kayu akasia yang benar.
Cara mengawetkan kayu akasia
Efektivitas pengawetan kayu akasia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah penggunaan bahan pengawet yang tepat. Bahan pengawet kayu yang berkualitas seperti Biocide bisa digunakan untuk memastikan efektivitas proses ini. Faktor lainnya adaah pemilihan metode cara mengawetkan kayu akasia yang tepat. Ada berbagai macam metode pengawetan yang bisa dipilih, diantaranya adalah metode perendaman, pengolesan, penyemprotan hingga menggunakan bantuan mesin vakum. Kesemua metode tersebut bisa dipilih sesuai dengan kemampuan dan sumber daya dari pengrajin sendiri.