Kayu yang dijual di pasaran bisa dibedakan menurut bentuk dan potongannya. Kayu log, misalnya, adalah sebutan untuk kayu bulat yang belum dipotong. Sementara kayu timber atau gergajian merupakan batang kayu yang telah dipotong-potong.
Selain kedua istilah tersebut, terdapat juga istilah veneer atau vinir kayu. Secara umum, veneer kayu dapat didefinisikan sebagai kayu dalam bentuk lembaran yang tipis.
Menurut tampilannya, veneer bisa dibedakan menurut beberapa kategori. Dua di antaranya adalah veneer dekoratif yang dihias dengan cat atau pelapis PVC, dan veneer non-dekoratif yang umumnya hanya berupa lembaran tipis kayu natural.
Simak Juga :
Cara Menghilangkan Jamur Pada Kayu
Anti Rayap Untuk Triplek BioCide
Potensi Ekspor Veneer Kayu yang Menggiurkan
Pembuatan veneer tak bisa dilepaskan dari 2 permintaan pasar. Pertama permintaan akan kayu yang lebar, dan kedua permintaan akan kayu yang mudah ditransportasikan. Contoh industri yang memerlukan kayu lebar adalah industri pembuatan meja besar, dinding, atau meterial lapisan ruang interior kereta api.
Sementara permintaan akan kayu yang mudah ditransportasikan umumnya dilatar-belakangi oleh hal-hal berikut ini:
- Beratnya timber dan log untuk pengiriman jarak jauh
- Biaya pengiriman non-veneer yang mahal
- Kesulitan mengurus ekspor dan impor kayu non-lokal dalam bentuk timber maupun bulat
- Pelarangan ekspor kayu bulat
- Resiko besar pengiriman timber dan kayu bulat
Oleh karena alasan-alasan tersebut, veneer banyak diminati. Tak sedikit pengusaha yang tertarik menjual veneer kayu ke luar negeri.
Apalagi Indonesia memiliki kayu keras tropis yang dianggap premium dan terkenal. Namun, karena pengiriman log kayu tropis sulit dilakukan, ekspor veneer menjadi opsi yang cukup beralasan.
Di sisi lain, tak sedikit pengusaha yang berminat mengimpor kayu seperti hickory, oak, maple, dan kayu subtropis lainnya. Sama seperti situasi saat hendak mengekspor kayu, proses impor kayu pun akan lebih murah bila yang dibeli adalah jenis veneer kayu, bukan lognya.
Tatangan Menjual Veneer Kayu ke Luar Negeri
Hingga hari ini usaha ekspor veneer telah menjadi salah satu bidang yang menggiurkan. Keuntungan yang diperoleh pun jauh dari kata sedikit.
Untuk menggenjot geliat usaha ini, pemerintah Indonesia telah menurunkan tarif bea hingga 5% dari sebelumnya 15%. Hal ini, sebagaimana dikutip dari hisconsulting.co.id, berlaku untuk veneer dengan ketebalan tak lebih dari 6 mm.
Meski iklimnya sangat kondusif, namun tantangan penjualan produk ini tetap ada dan tak dapat diabaikan. Bagaimanapun juga, pengiriman jarak jauh untuk material organik memiliki banyak kendala besar.
Perubahan warna, misalnya, sangat mungkin terjadi akibat kondisi kontainer pengiriman yang tidak stabil. Selain itu, salah satu masalah utama yang perlu diwaspadai adalah serangan jamur pada veneer kayu.
Coba bayangkan, apa jadinya bila Anda mengirim veneer hanya untuk dikomplain oleh pembeli dari Amerika atau Eropa akibat dari veneer yang Anda kirimkan tersebut rupanya telah dipenuhi oleh jamur berwarna putih ketika sampai di negara tujuan.
Solusi dan Cara Jual Veneer Kayu yang Bebas Jamur
Sebagaimana disebut di atas, satu di antara berbagai masalah yang sering ditemui pada veneer adalah jamur. Oleh sebab itulah, untuk melakukan pengiriman barang ini, harus ada langkah antisipasi tersendiri.
Berikut ini 3 solusi utama yang kami rekomendasikan.
1. Menggunakan Penyerap Kelembaban
Jamur bisa tumbuh karena kelembaban yang tinggi. Naiknya humiditas sendiri dipengaruhi oleh cukup banyak faktor. Di ruang container dan gudang, misalnya, humiditas akan meningkat saat suhu juga naik atau terdapat sumber air.
Dalam kondisi demikian, spora jamur akan tumbuh dengan cepat dan menyebabkan kerusakan yang cukup massif pada permukaan veneer. Oleh karena itulah diperlukan produk penyerap kelembaban untuk diletakkan di kontainer pengiriman barang.
Produk penyerap kelembaban, sebagaimana namanya adalah produk yang sensitif terhadap air. Produk tersebut mengandung zat yang secara cepat akan mengikat molekul air di udara dan mewujudkan udara yang lebih kering.
Contoh produk penyerap kelembaban yang sangat direkomendasikan adalah container desiccant pole. Produk ini sangat praktis dipakai sebab hanya perlu dipasangkan di dinding kontainer atau di dinding ruangan.
2. Menggunakan Antijamur Kayu
Selain menggunakan penyerap kelembaban, sebetulnya Anda juga bisa memastikan ketahanan veneer menggunakan fungisida khusus yang didesain sebagai pengawet kayu. Jenis fungisida yang cocok untuk veneer kayu, seperti berikut ini.
- BioCide Surface Film Preservatif: antijamur yang bisa dicampur pada bahan cat sehingga kemudian membuat lapisan veneer bebas serangan jamur
- BioCide Wood Fungicide: antijamur yang didesain untuk mencegah jamur blue stain
3. Usaha lainnya
Selain kedua cara utama di atas, pastikan pula bahwa:
- Anda memiliki gudang atau tempat penyimpanan veneer yang bersih dan tidak lembab
- Anda memiliki sistem pengendalian hama yang bagus di area produksi veneer
- Sistem kerja dan karyawan yang terampil serta tepat
- Container yang digunakan telah bersih, tidak bocor, dan ideal
- Anda menggunakan ekspedisi pengiriman yang terpercaya
- Anda memakai bahan kayu yang relatif aman untuk veneer
Cara Pemesanan Produk BioCide
Berbagai produk yang bisa digunakan untuk memastikan veneer tak berjamur tersedia di pengawetkayu.com. Anda bisa memesan container desiccant, BioCide SFP, hingga BioCide Wood Fungicide.
Pemesanan dapat dilakukan via email, telepon, hingga WA. Kami juga senantiasa menanti kedatangan Anda di Bio Service Point lho. Yuk, kunjungi kami di Yogya, Cirebon, dan Jepara, atau pesan via daring sekarang juga!